Fear of Missing Out (FOMO) _ Book Review


Sering dilanda cemas dan panik karena merasa tertinggal dari yg lainnya? 

Nggak fokus ngerjain sesuatu karena terdistraksi media sosial? 

Atau merasa kesulitan membuat keputusan karena terlalu banyak opsi? 

Sepertinya perlu mengevaluasi diri, jangan-jangan kita termasuk FOMO Sapiens dan FOBO Sapiens?

Fear of Missing Out, atau yg lebih sering kita sebut FOMO, adalah semacam perasaan cemas karena merasa takut tertinggal suatu momen atau hal-hal yg dilakuin banyak orang di luar sana. Penulisnya, Patrick J. McGinnis ini pencetus istilah FOMO dan FOBO. Di sini dijelasin juga sejarah FOMO yg sebenernya udah ada sejak dulu kala. Apalagi di era digital seperti sekarang ini, kita lebih rentan terkena FOMO akibat ketimpangan informasi dan paparan media sosial yang hampir tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Membandingkan diri dengan teman, insecure, kehilangan kepercayaan diri, ngerasa ga berharga, tampaknya melelahkan ya. 

Sadar atau nggak, FOMO udah banyak menguras waktu dan energi kita. Jadi ga fokus sama apa yg harus dilakukan, pikiran bercabang ke mana-mana, kesal, overwhelmed, merasa harus selalu ikut tren, ya semua itu bikin stres sendiri. FOMO menuntut kita untuk melakukan banyak hal, tapi benarkah kita perlu melakukan semuanya, atau hanya takut tertinggal aja? 

Untuk bantu ngatasin FOMO, salah satu caranya kita bisa coba untuk mengambil jeda dengan gadget dan mengontrol intensitas penggunaan media sosial. Ya biar fokus tetap terjaga dan tau mana yg harus diprioritaskan. 

Selain FOMO, di sini juga dibahas soal FOBO, Fear of Better Option. Kaya ngerasa susah ambil keputusan karena kebanyakan opsi dan menganggap selalu ada opsi yg lebih baik dan lebih baik lagi. Susah menetapkan mana yg benar-benar kita inginkan. Nah, di buku ini dijelasin salah satu solusinya adalah pake metodenya KonMari atau Marie Kondo, guru beberes asal Jepang itu. Kalau dalam hal menyederhanakan hidup kan barang yg udah ga sparks joy bisa dibuang atau disingkirkan, pun dengan pikiran, perlu mengeliminasi dulu sebelum akhirnya jatuh pada pilihan terbaik. 

Dari buku ini kita bisa belajar untuk lebih fokus, juga lebih tegas dalam membuat keputusan. Karena penting bagi kita untuk menetapkan mana prioritas dan apa yg benar-benar-benar kita inginkan. 

Jadi, jika hendak memutuskan sesuatu, coba deh sering-sering tanyakan pada diri sendiri, "Aku benar-benar perlu melakukannya atau hanya FOMO saja, ya?" 

"Emang bener ini yg aku perlukan? Atau aku cuma ikut-ikutan?"





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku: Duh, Katanya Aku Harus Bekerja Keras-Ha Wan

Long Life Education (Continuing Learning)

Tulus atau modus?